Selasa, 28 Juli 2015

Ini Bukti Jika Petir Bisa 'Ditangkap'

Proses terjadinya fosil petir. Foto
Mungkinkah kita menangkap petir? Jawabannya tentu tidak dan itu bisa menjadi hal yang mustahil untuk dlakukan. Tetapi bagaimana dengan benda lain, seperti pasir, tanah, atau alat-alat elektronik yang digunakan?

Mungkin akan terdengar aneh, jika ternyata ada benda yang ternyata bisa 'menangkap' petir. Petir sendiri merupakan sebuah aliran listrik yang terjadi akibat gesekan yang bisa terjadi antara awan dengan awan, atau awan dengan daratan.

Petir dapat terjadi dalam waktu yang singkat, yang dapat mengeluarkan energi sebesar 5 gigajoule, yang kekuatannya cukup untuk meratakan sebuah. Tetapi, ternyata kini petir bisa 'ditangkap' bahkan meninggalkan jejak berupa fosil petir.

Ketika petir yang kuat menghantam daerah berpasir seperti pantai atau bukit pasir, partikel pasir dapat mencair dan mengering bersama-sama dalam waktu kurang dari satu detik. Pasir meleleh pada sekitar 1800 derajat Celsius, namun suhu dari sambaran pencahayaan bisa mencapai 30.000 derajat, atau lebih dari lima kali suhu di permukaan matahari.


Fosil petir.
Jika kondisi tepat, pasir menyatu dan membentuk tabung berongga panjang yang disebut fulgurite. Istilah ini berasal dari kata Latin fulgur, yang berarti "petir". Meskipun sambaran petir ke bumi setidaknya satu juta kali setiap hari, jarang sekali membentuk fulgurites.

Fulgurites biasanya ditemukan di bawah permukaan pasir, umumnya bercabang dengan diameter bervariasi. Bentuknya mencerminkan jalur petir, yang menghantam ke dalam tanah. Karena itu, fulgurites kadang-kadang disebut "fosil petir".

Fulgurites terlihat seperti akar, bercabang, serta memiliki permukaan kasar, ditutupi dengan butiran pasir yang sebagian meleleh. Tapi permukaan bagian dalam biasanya halus seperti kaca akibat pendinginan yang sangat cepat dan pemadatan pasir. Ukuran dan panjang fulgurite tergantung pada kekuatan sambaran petir dan ketebalan pasir.

Banyak fulgurites yang ditemukan hanya memiliki diameter satu atau dua inci dan panjang bisa mencapai 30 inci, tapi fulgurites dengan panjang 4,8 meter pernah ditemukan. Beberapa fulgurites dapat menembus jauh ke dalam tanah.

Fulgurites juga dapat terbentuk ketika sambaran petir mengenai batu, dan membentuk kerak kaca dan kadang-kadang sebagai urat pada lapisan permukaan batu yang sudah ada sebelumnya.

Fulgurites telah ditemukan sejak awal tahun 1711 dan ditemukan di seluruh dunia, dari puncak gunung ke gurun Sahara, tetapi dianggap langka. Mereka tidak berharga tapi dihargai oleh banyak untuk nilai ilmiah mereka. Dengan mempelajari distribusi fulgurites di daerah tertentu, misalnya, seseorang dapat menyimpulkan terjadinya aktivitas badai di daerah selama periode tertentu, yang pada gilirannya dapat membantu memahami iklim masa lalu.

Fulgurites paling tua ditemukan berumur 250 juta tahun yang ditemukan di Sahara, yang membuktikan jika gurun ini pernah menjadi daerah yang subur, di mana badai hujan pernah melanda daerah ini.

Senin, 27 Juli 2015

Misteri Keraton Majapahit yang Belum Ditemukan

Diyakini ada di dua tempat, Desa Kedaton dan Sentonore 
VIVA.co.id - Arkeolog dan Sejarahwan meyakini letak kerajaan Majapahit di daerah Trowulan dan sekitarnya. Sebab, di daerah ini banyak ditemukan artefak, prasasti, dan berbagai konstruksi bangunan, seperti candi-candi, makam, maupun gapura. Pemerintah telah pula menetapkan desa Trowulan sebagai situs cagar budaya kerajaan Majapahit. Meski lokasi pasti bangunan Keraton Majapahit di Trowulan masih belum bisa dipastikan keberadaannya.

Prof. Dr. Slamet Muljana dalam bukunya 'Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit' menggambarkan keindahan keraton Majapahit. Ia menuliskan, keraton Majapahit menghadap ke arah barat. Di muka benteng terdapat lapangan sangat luas dikelilingi parit berisi air.

Digambarkan pula beberapa bangunan kenegaraan, seperti balai agung tempat pertemuan dan balai manguntur atau pendapa agung tempat para pembantu utama menghadap Sang Prabu. Di tengah balai manguntur dilukiskan ada sebuah rumah kecil dengan takhta tempat duduk raja, balai witana.

Keberadaan keraton Majapahit diduga di Desa Kedaton dan Desa Sentonorejo. Di Desa Kedaton mengingat kata Jawa kedaton juga berarti istana. Sekitar  200 meter ke barat dari kompleks candi Kedaton ditemukan umpak-umpak berukuran besar sebanyak dua puluh buah yang tersusun memanjang sejajar. Selain itu juga pernah ditemukan pasak batu.

“Pasak batu itu diduga tempat tambatan gajah kendaraan Sang Prabu. Menurut cerita lesan warga Trowulan, di daerah tersebut juga dipercayai tempat berkumpulnya para leluhur pada zaman Kerajaan Majapahit. Di lokasi itu sekarang dibangun Pendopo Agung oleh Komando Daerah Militer (Kodam) VIII Brawijaya,” ujar Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Trowulan.

Temuan lain yang juga menguatkan adalah adanya situs Candi Kedaton. Candi tersebut terletak di wilayah administrasi Dukuh Kedaton. Ada beberapa bangunan di sana. Bangunan pertama berada di timur laut (depan pintu masuk) yang merupakan bagian kaki sebuah bangunan.

Di depan bangunan tersebut ada pula sebuah sumur kuno yang dikenal dengan Sumur Upas. Tidak ada yang berani membuka tutup sumur tersebut lantaran diduga mengeluarkan gas racun (upas).

Dilihat dari temuan bentuk struktur, diperkirakan candi Kedaton ini merupakan kompleks bangunan atau tempat tinggal. Artefak yang pernah ditemukan di sana antara lain fragmen tembikar atau gerabah, arca terakota, arca dari batu andesit, keramik asing, mata uang kepeng, emas, dan kerangka manusia.

Ada pendapat lain tentang letak keraton Majapahit, yaitu di kawasan Desa Sentonorejo. Nama Sentonorejo diduga perubahan dari kata Santanaraja yang artinya saudara raja.

"Berdasarkan kitab Negarakertagama, foto udara, dan ekskavasi ada yang berpendapat keraton letaknya di kawasan Sentonorejo,” ujar Dimas.

Hal itu diperkuat dengan temuan situs Sentonorejo. Situs tersebut ditemukan pada tahun 1982 setelah diadakan penelitian didapati peninggalan berupa lantai atau berbentuk ubin segi enam sekitar 1,8 meter di bawah permukaan tanah.

Lantai segi enam belum pernah ditemukan dalam penggalian sebelumnya, biasanya hanya kerakal dan batu bata segi empat. Susunan lantai kuno ini merupakan situs pemukiman, rumah pada masa Majapahit. Diduga lokasi itu adalah  ruang dalam keraton.

Minggu, 26 Juli 2015

Laporan Singkat Tim Tanggap Darurat Gempabumi Madiun - 25 Juni 2015

LAPORAN SINGKAT TIM TANGGAP DARURAT
GEMPABUMI MADIUN - 25 JUNI 2015
Bersama ini, kami sampaikan laporan singkat kejadian gempabumi di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat (TTD) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, sebagai berikut: 
 
1. Berdasarkan informasi dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG; www.bmkg.go.id), gempabumi utama yang terjadi pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 10:35 WIB, berpusat di koordinat 7,73°LS dan 111,69°BT atau berjarak 12 km sebelah tenggara Kota Madiun (Gambar 1), dengan magnitudo 4,2 SR pada kedalaman 10 km. Kemudian pusat gempabumi direlokasi oleh BMKG, menjadi di koordinat 7,6443°LS dan 111,667°BT atau 21 km timur laut Kota Madiun (Gambar 1) pada kedalaman 1 km. Gempa tersebut mempunyai mekanisme dominan sesar geser dan sedikit komponen sesar turun dengan strike = 245,8°, dip = 74,3° dan slip = -2.2° (Gambar 1).

Lapsing Madiun_1

2. PVMBG mengirimkan tim tanggap darurat gempabumi ke lokasi gempabumi dengan maksud untuk melakukan pemeriksaan dampak dan penanggulangan bencana gempabumi. Tujuan kegiatan tanggap darurat adalah untuk memberikan rekomendasi teknis mitigasi bencana gempabumi. Di lokasi gempabumi kabupaten Madiun, tim tanggap darurat PVMBG melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan BPBD Kabupaten Madiun, BMKG dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur;
b. Pemetaan dampak gempabumi dengan melakukan wawancara kepada masyarakat dan pemeriksaan kerusakan, khususnya memetakan retakan tanah akibat gempabumi;
c. Pengambilan foto udara dengan menggunakan mini drone untuk keperluan photogrametry yang bertujuan untuk pembuatan orthophoto dan Digital Surface Model (DSM) di lokasi kerusakan;
d. Pemantauan deformasi menggunakan GPS geodetik yang dipasang di 2 titik (Gambar 1B);
e. Sosialisasi langsung kepada masyarakat.
 
3. Secara umum goncangan gempabumi dirasakan dengan intensitas maksimum sebesar skala MMI VI di lereng barat daya dan selatan G. Pandan yang dicirikan dengan terjadinya retakan tanah akibat gempabumi ini. Goncangan gempabumi juga dirasakan di Caruban dan Nganjuk dengan intensitas II MMI. Gempabumi ini tidak mengakibatkan korban jiwa, namun menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah dan retakan-retakan tanah yang terlokalisir di Dusun Pohulung, Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Di Dusun Pohulung, 30 rumah mengalami rusak sedang dan 27 rumah rusak ringan akibat gempabumi 25 Juni 2015.

Berdasarkan informasi dari warga Dusun Pohulung, dalam 1 (satu) bulan sebelum gempabumi utama setidaknya telah terjadi 8 gempabumi (foreshock) dengan magnitudo dan intensitas guncangan yang lebih kecil. Paska gempabumi utama, terjadi pula gempabumi-gempabumi susulan dengan magnitudo dan intensitas yang lebih kecil dibanding gempabumi utama. Gempabumi susulan merupakan fenomena normal setelah gempabumi utama sebagai cerminan dari upaya bumi menuju kesetimbangannya. Sejarah kegempaan di daerah ini masih belum dapat disimpulkan, namun berdasarkan informasi warga Desa Klangon, di daerah ini pernah terjadi gempa serupa sekitar 50 – 60 tahun yang lalu. 
 
4. Dusun Pohulung terletak di kaki barat daya G. Pandan dan disusun oleh batuan breksi gunungapi dan batuan Formasi Kabuh berumur Plistosen / awal Kuarter (Gambar 2). Batuan-batuan tersebut telah mengalami pelapukan, bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan bersifat memperkuat efek goncangan, sehingga rawan terhadap goncangan gempabumi. Berdasarkan peta geologi (Gambar 2) di sebelah timur laut G. Pandan terdapat patahan aktif dengan orientasi barat daya – timur laut dan mekanisme patahan mengiri (sinistral).

Lapsing Madiun_2
Peta sebaran retakan tanah di Dusun pohulung yang ditumpang tindih dengan ortophoto dan DSM hasil foto udara ditampilkan di Gambar 3. Retakan tanah yang terjadi akibat gempabumi pada umumnya berorientasi antara N30°E-N50°E (barat daya-timur laut). Retakan lebih banyak ditemui diwilayah utara Dusun Pohulung dan semakin ke selatan retakan semakin jarang ditemui. 

Lapsing Madiun_3
 
5. Kejadian gempabumi ini juga mengakibatkan kepanikan dan keresahan warga di Dusun Pohulung dimana sebagian masyarakat sempat ketakutan untuk bermalam di dalam rumah. Hal tersebut dikarenakan beredarnya isu-isu dan kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mengenai kejadian gempabumi ini. Isu-isu yang tidak benar dan meresahkan masyarakat diantaranya  mengenai kabar bahwa gempabumi yang terjadi terkait dengan aktivitas vulkanik G. Pandan dan aktivitas penambangan minyak di Bojonegoro. Guna meredam kepanikan warga dan membantah kabar-kabar yang tidak benar, di Dusun Pohulung telah diadakan sosialisasi pada tanggal 28 Juni 2015 yang difasilitasi oleh BPBD Kabupaten Madiun dengan narasumber dari BMKG dan tim tanggap darurat PVMBG. Setelah sosialisasi warga lebih mengerti mengenai kejadian gempabumi dan tidak resah lagi.
 
Lapsing Madiun_4

6. Berdasarkan data kerusakan di lapangan dan fokal mekanisme-nya, dapat disimpulkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh aktivitas tektonik pada patahan yang berlokasi di sekitar G. Pandan dengan orientasi barat daya-timur laut dan mekanisme patahan geser mengiri (sinistral). Gempabumi ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik G. Pandan, karena G. Pandan berdasarkan data dasar gunung api PVMBG tidak dikategorikan sebagai gunungapi aktif. Gempabumi ini juga tidak terkait dengan aktivitas tambang minyak di Bojonegoro karena lokasi nya yang cukup jauh.  
 
7. Rekomendasi:
• Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi.
• Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil. 
• Wilayah yang pernah dilanda gempabumi kemungkinan besar akan dilanda gempabumi lagi pada masa yang akan datang, namun waktu kejadian dan kekuatan gempa tidak dapat dipastikan. Untuk itu, warga di Desa Klangon diharapkan membangun rumah atau bangunan dengan mengikuti kaidah tahan gempabumi.

Minggu, 12 Juli 2015

INILAH SISTEMATIKA PTK YANG BENAR MENURUT LPMP

INILAH SISTEMATIKA PTK YANG BENAR MENURUT LPMP

Sistematika Penulisan PTK-Penelitian Tindakan Kelas

HAKIKAT PTK


 Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan sebutan PTK merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh guru dalam upaya memperbaiki praktik praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. PTK tersebut dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya sehingga berfokus pada proses dan hasil belajar yang terjadi di kelas. Sebagai upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran di kelas, dalam PTK terdapat tindakan nyata guru dalam proses pembelajaran yang diyakini lebih baik dari biasa dilakukan. Guru yang profesional akan segera melakukan sesuatu tindakan bila di kelasnya terjadi persoalan atau permasalahan yang mengurangi mutu proses dan hasil pembelajaran.


RAMBU-RAMBU SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.   Judul; singkat, spesifik, menggambaran masalah, tindakan, hasil, dan lokasi

B.   Kata Pengantar; berisi proses pelaksanaan PTK dan perlunya dilakukan PTK

C.   Daftar isi

D.   Abstak; berisi uraian umum dan lengkap yang disajikan secara singkat (lebih 

       kurang 1-2 halaman, ditulis dengan spasi tunggal,

E.   Bab I Pendahuluan

  1. Latar belakang; berisi tentang kondisi nyata berbagai hal yang terjadi di sekolah, bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, upaya dan alasan pemecahan maslah, alasa mengapa maslah tersebut penting untuk dipecahkan. 
  2. Rumusan maslah; kalimat tanya yang berisi tentang: indikator masalah yang akan dipecahkan, tindakan yang akan dilakukan, dan subyek yang akan dikenai tindakan. 
  3. Tujuan: berisi tujuan umum, tujuan khusus atau cukup tujuan berisi tentang tujuan yang dapat diukur ketercapaiannya. 
  4. Hipotesis: berisi dugaan sementara tentang hasil yang akan dicapai jika masalah tersebut digarap. 
  5. Manfaat: berupa manfaat bagi siswa, guru, sekolah, atau komponen yang terkait. lebih baik kemukakan hal yang berupa inovasi.

F.  Bab II Kajian Teori

Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni berkaitan dengan kondisi

pembelajaran. Masalah yang akan dipecahkan, strategi yang akan digunakan, dan prestasi belajar siswa yang diidealkan. Kajian teori tersebut paling tidak dapat mengungkapkan tentang: What (apa) berupa definisi atau pengertian, Who(siapa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa, Why (mengapa) mengapa teori itu ada, How (bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian terdahulu (yang dilakukan orang lain).

G. Bab III Metode Penelitian

  1. Rancangan penelitian; berisi jenis penelitian, rancangan yang digunakan, siklus yang direncanakan, cara pengumpulan dan analisis data.
  2. Lokasi dan waktu penelitian; berisi tentang lokasi sekolah, kelas berapa, jumlah siswa, komposisi siswa, situasi lingkungan siswa, berapa lama penelitian dilakukan (sebutka antara waktu) 
  3. Indikator keberhasilan; berisi berupa indikator keberhasilan yang menjadi acuankeberhasilan dalam setiap tindakan, berupa gradasi seperti (80-100: sangat berhasil, 60-79: berhasil, 40-59: cukup berhasil, 20-39: kurang berhasil, 0-19 : tidak berhasil, Kalu kemampuan kognitif yang diukur angka Kriteria Ketuntasan Minimal bisa dijadikan sebagai acuan. 
  4. Prosedur penelitian (siklus tindakan); berisi tindakan tiap siklusnya, yang dalam setiap siklus berupa: kegiatan perencanaan, kegiatan pengamatan serta kegiatan refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya. 
  5. Instrumen yang digunakan; berisi paparan tentang alat pengumpulan data yang digunakan dan alasan penggunaannya, yang meliputi pedoman observasi, alat perekam, dll. 
  6. Teknik pengumpulan data; berisi paparan tentang langkah-langkah dalam elaksanaan pengamatan, wawancara, pemberian evaluasi, dll. 
  7. Teknik analisis data; berisi paparan tentang proses pengolahan data, yang meliputi reduksi data, pembuatan tabel, pembuatan diagram, dll.

H. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi hasil pengamatan dan observer, analisis data dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus. Hasil refleksi merupakan rencana tindakan dalam tiap siklusnya. Hasil pengamatan berupa tindakan guru dan kegiatan siswa.

I.   Bab V Simpulan dan Saran

Berisi simpulan dari penelitian dan saran tindakan perbaikan atas hasil penelitian (bisa berupa rekomendasi)

Sumber : Buku Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan dan Contoh

Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 234 halaman

Penerbit Aditama Tahun 2011

  


SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN PTK

1.   Penulisan Proposal PTK

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut. Laporan hasil PTK terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:

(1) Bagian awal,

(2) Bagian inti, dan

(3) Bagian akhir

A.  Bagian Awal memuat:

Halaman Sampul; Lembar Logo; Halaman Judul; Lembar Persetujuan terdiri dari: (a) Lembar persetujuan pembimbing, (b) Lembar persetujuan dan pengesahan; Kata Pengantar; Daftar Isi; Daftar Tabel; Daftar Gambar/Bagan; dan Daftar Lampiran.

B.  Bagian Inti memuat:

        BAB I     PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Penelitian.
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penelitian.
  4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
  5. Kegunaan Hasil Penelitian
  6. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
  7. Definisi Operasional

      BAB II    KAJIAN PUSTAKA

      BAB III   METODE PENELITIAN

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
  2. Kehadiran dan Peran Peneliti
  3. Lokasi Penelitian
  4. Subjek Penelitian
  5. Data dan Sumber Data
  6. Pengumpulan Data
  7. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
  8. Tahap-Tahap Penelitian

2. Penulisan Laporan Hasil PTK

Sistematika penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian  akhir.  Pada bagian inti, penulisan laporan hasil PTK dilakukan dengan menambah bagian Bab IV, Bab V dan Bab VI saja seperti dibawah ini.

      BAB IV   PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

  1. Pengamatan Pendahuluan
  2. Paparan Data
  3. Analisis Data
  4. Temuan Penelitian
  5. Evaluasi
  6. Refleksi
  7. Tindak Lanjut

      BAB V    PEMBAHASAN

      BAB VI   PENUTUP

  1. Kesimpulan
  2. Saran-Saran

C.    Bagian Akhir memuat:

Bagian akhir laporan PTK berisi:

DAFTAR RUJUKAN;

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN;

LAMPIRAN-LAMPIRAN;

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Kamis, 02 Juli 2015

Ilmuwan Temukan Cara untuk Bangkitkan Orang Mati


Penemuan ini tergolong gila dan inovatif.
Ilmuwan Temukan Cara untuk Bangkitkan Orang Mati
Ilustrasi bangkit dari kematian. (http://cutpen.com) Orang yang sudah mati tidak akan bisa hidup lagi. Tapi, ada ilmuwan yang menemukan cara untuk membangkitkan orang mati dan menjadikan gagasan ini heboh.
Tentu banyak orang ingin tahu tentang cara yang digunakan untuk membuat orang yang sudah meninggal kembali sadar seperti biasa. Tentu hal ini menuai kontroversi, ada yang percaya, ada yang mungkin berpikir ini tidak masuk akal, tapi ada juga yang tidak peduli.

Namun, ada baiknya untuk mengetahui lebih banyak soal gagasan yang termasuk gila dan inovatif ini. Dalam sebuah pertemuan yang diberi tema New York Academy of Science di mana dihadiri oleh Lance Becker dari University of Pennsylvania, Stephan Meyer dari Columbia University, serta Dr. Sam Parnia dari State University of New York, gagasan tentang menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal ini dipresentasikan.

Baca selengkapnya...

GAWAT,,, 800 RIBU GURU TERANCAM TAK NAIK PANGKAT Posted at July 2nd, 2015 | Categorised in BERITA NASIONAL

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Beraktifitas
Pemasalahan publikasi ilmiah yang wajib dilakukan oleh guru untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat/golongan masih menjadi perdebatan, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa antara Serikat Guru Indonesia (SGI) dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memiliki pandangan yang berbeda.
SGI setuju dengan kebijakan Pemerintah, bahwa untuk bisa naik pangkat/golongan guru memang harus melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil karya ilmiahnya namun PGRI menyatakan bahwa Kebijakan yang dibuat Pemerintah tersebut hanya akan menyengsarakan guru dan akan berdampak terhadap masa depan guru.
Kebijakan baru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mewajibkab guru meneliti dan menulis karya ilmiah sebagai bagian kenaikan pangkat atau golongan karir guru, diprotes Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistiyo.
“Saya merasa prihatin. Pasti akan semakin banyak guru stress. Jadi, kebijakan itu harus dikoreksi, diluruskan, dan diperbaiki,” ucap Sulistyo di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, jika kebijakan itu benar diberlakukan, maka lebih dari 800 ribu orang guru dan pengawas tidak dapat naik pangkat karena kewajiban itu. PGRI sangat mendukung upaya peningkatan profesionalitas guru.
Menurutnya, menjadikan penelitian dan menulis karya ilmiah sebagai bahan untuk naik pangkat dan sebagai pemberian tunjangan profesi guru sangat tidak relevan.
“Sungguh kebijakan yang keliru, menyengsarakan guru, dan dapat berdampak pada gagalnya pelaksanaan tugas utama guru,” ujar dia. Selain itu, Sulistyo menuturkan, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Hal itu diperjelas dalam Undang-Undang (UU) Guru dan Dosen Nomer 14 Tahun 2015 dalam pasal 1 ayat (1). Jadi, guru berbeda dengan dosen. Meskipun sama-sama termasuk tenaga pendidik.
“Peran sebagai seorang guru bukan peneliti dan bukan juga ilmuwan. Kalau pun guru harus juga melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah, maka kegiatan itu tidak boleh menjadi kewajiban yang menghambat nasib guru jika dia sudah melaksanakan tugas pokoknya dengan baik,” paparnya.
Kegiatan publikasi ilmiah baik meneliti dan menulis karya ilmiah beserta varian lainnya, seharusnya hanya dijadikan sebagai pendukung untuk meningkatkan mutu profesionalitasnya.
Berbeda dengan dosen yang merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Hal itu sesuai dengan UU Guru dan Dosen No 14 / 2005 dalam Pasal 1 Ayat (2). “Nah, itu jelas. Bahwa dosen adalah ilmuwan yang harus meneliti. Kalau dia tidak meneliti tidak boleh naik pangkat,” jelasnya.
Sebab seorang dosen disiapkan untuk bisa meneliti dan menulis karya ilmiah, yang dibiayai. Ketika naik pangkat pun memperoleh kenaikan tunjangan fungsional yang cukup besar. Sementara guru tidak ada.
Sebelumnya, Perwakilan Pusat Pengembangan Program Profesi Pendidik Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pusbangprodik Ditjen GTK Kemendikbud, Hari Amirullah menyatakan, penulisan karya ilmiah merupakan syarat wajib bagi guru dalam jabatan profesi. Hal tersebut sesuai dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMenPAN-RB) No. 16 / 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
“Penulisan karya ilmiah merupakan syarat wajib dari unsur dan sub unsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya. Dimana dalam penulisan karya ilmiah bagian dari kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan profesi guru pada jenis publikasi ilmiah,” tegas dia.
(Sumber : www.jpnn.com)
Demikian berita seputar masalah guru yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.
Sukses buat guru-guru Indonesia

Kamis, 25 Juni 2015

Ancaman Kiamat, Dihantam Asteroid: Diam-diam NASA Beraksi?



Ancaman Kiamat, Dihantam Asteroid: Diam-diam NASA Beraksi?
TEMPO.COJakarta - Mungkin masih segar dalam ingatan kita saat ilmuwan Profesor Brian Cox pernah  mengatakan bahwa kita tengah menghadapi risiko berhadapan dengan asteroid, tapi kita tidak menganggapnya secara serius.

“Ada asteroid dengan nama kita terpancang di sana yang akan menghantam kita,” kata Cox, 46 tahun, kepada MailOnline.

Kenyataannya, bumi yang nyaris kiamat itu hampir terjadi beberapa bulan lalu. “Kita tidak melihatnya,” ujar Cox. “Kita melihat jalan keluarnya, tapi jika kita meleset sedikit saja, asteroid itu akan melenyapkan kita. Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.”

Senin, 22 Juni 2015

45 Tahun Wafatnya Putra Sang Fajar

Mengenang 45 Tahun wafatnya Soekarno (Foto: Sindo)6 JUNI 1901, Putra Sang Fajar, Ir. Soekarno menyapa dunia dan hari ini pada 45 tahun yang silam, 21 Juni 1970, salah satu tokoh proklamator, pemimpin besar revolusi mengembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan tragis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Detik-detik meninggalnya Presiden pertama RI itu sungguh mengenaskan. Kondisi Soekarno yang sebelumnya pada 16 Juni 1970 mengalami koma, mengharuskannya dibawa dari Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala) ke RSPAD.
Soekarno dirawat di sebuah ruang sederhana dengan hanya ditemani salah satu putrinya,, serta dikawal ketat tentara. Dua hari kemudian, putri sulungnya, Megawati Soekarnoputri, diizinkan tentara membesuk sang ayah.
Sementara, Mohammad Hatta, sahabat seperjuangan Soekarno baru bisa menjenguknya pada 20 Juni di tahun yang sama. Pertemuan nan emosional itu pada akhirnya jadi “reuni” terakhir duet Dwi-Tunggal yang membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan.
Seperti dikutip dari buku ‘Bung Hatta: Pribadinya dalam Kenangan’, dengan segenap sisa kekuatan yang ada, Soekarno berusaha menyapa kedatangan Hatta. “Hatta, kau di sini?,” papar Soekarno lirih.
Sekuat tenaga pula Hatta menahan ledakan tangisnya melihat kondisi Soekarno yang mengenaskan terbaring tak berdaya. “Ya, bagaimana keadaanmu, No?,” jawab Hatta.
Hoe at het met jou…?,” tanya Soekarno lagi dalam bahasa Belanda yang artinya, ‘Bagaimana keadaanmu’. Bukannya membalas, Hatta justru akhirnya tak bisa membendung air mata.
Keduanya berpegangan tangan ibarat tak ingin dipisahkan maut. Soekarno dan Hatta pun tak kuasa saling menangis. Akhirnya keesokan harinya, 21 Juni 1970, Soekarno mengalah pada takdir dengan penyakit komplikasinya. Malaikat maut menjemput nyawanya.
Sempat Soekarno berwasiat soal keinginannya dimakamkan di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Sayangnya keinginan Soekarno itu ditolak Presiden Soeharto. Terlepas dari perlakuannya terhadap Soekarno sejak “diasingkan” di Bogor hingga Wisma Yaso, Soeharto tetap ‘mikul duwur mendhem jero’ – menghormati yang tua.
Soekarno pun diputuskan Soeharto akan dimakamkan dengan upacara kenegaraan. Tapi keputusan soal di mana Soekarno akan dikebumikan masih jadi tanda tanya besar. Keluarga besarnya bersilang-pendapat hingga akhirnya diputuskan Soeharto, untuk dimakamkan dekat kuburan sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai di Blitar, Jawa Timur.
“Andai kata kita serahkan kepada keluarga besar yang ditinggalkannya, maka bakal repot. Saya memutuskan dengan satu pegangan bahwa Bung Karno sewaktu hidupnya sangat mencintai ibunya,” ucap Soeharto dalam buku ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya’.
“Beliau sangat menghormatinya. Kalau beliau bepergian ke tempat jauh, beliau sungkem dahulu, minta restu pada ibunya,” tandas Soeharto.
(ris)

Jumat, 19 Juni 2015

INI DIA CARA CETAK ULANG TANDA BUKTI PENDAFTARAN Pendataan Ulang PNS SECARA ELEKTRONIK BKN 2015

selamat malam bapak dan ibu guru,,salam edukasi dan salam sejahtera untuk kita semua…
PUPNS (Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil) Tahun 2015 diadakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam mengembangkan sistem manajemen kepegawaian.
Dalam proses pendaftaran / registrasi di PUPNS BKN Tahun 2015, adakalanya bagi sebagian Rekan PNS mengalami permasalahan di antaranya belum sempat tercetak Tanda Bukti Pendaftaran ternyata komputer down, salah klik, print out ataupun file hilang, padahal setelah dicek pada laman bahwasannya “NIP ini sudah terdaftar” seperti gambar berikut :
Lalu bagaimana cara untuk mendapatkan nomor registrasi PUPNS BKN 2015 ataupun mencetak ulang tanda bukti pendaftaran, silahkan ikuti langkah-langkah berikut :
  1. Kunjungi links https://pupns.bkn.go.id/login
  1. Pada laman ini silahkan klik pada “Lupa No. Registrasi?
  1. Setelah itu masukkan NIP Anda dengan benar dan lengkap, lalu klik “OK”.
  1. Kemudian isikan jawaban pertanyaan pengaman yang muncul sama persis dengan jawaban yang Anda input saat proses registrasi / pendaftaran sebelumnya.

  1. Setelah nomor registrasi muncul, silahkan klik “Cetak”, maka Tanda Bukti Pendaftaran PUPNS 2015 Anda pun dapat dicetak kembali.

  1. Selesai, maka Tanda Bukti Pendataran berikut kode registasi dapat Anda dapatkan kembali.

Demikian cara / solusi untuk mengatasi lupa atau hilangnya nomor pendaftaran PUPNS 2015. semoga bermanfaat bagi kita semua.

CARA CETAK ULANG TANDA BUKTI PENDAFTARAN Pendataan Ulang PNS SECARA ELEKTRONIK BKN 2015

selamat malam bapak dan ibu guru,,salam edukasi dan salam sejahtera untuk kita semua…
PUPNS (Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil) Tahun 2015 diadakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam mengembangkan sistem manajemen kepegawaian.
Dalam proses pendaftaran / registrasi di PUPNS BKN Tahun 2015, adakalanya bagi sebagian Rekan PNS mengalami permasalahan di antaranya belum sempat tercetak Tanda Bukti Pendaftaran ternyata komputer down, salah klik, print out ataupun file hilang, padahal setelah dicek pada laman bahwasannya “NIP ini sudah terdaftar” seperti gambar berikut :
Lalu bagaimana cara untuk mendapatkan nomor registrasi PUPNS BKN 2015 ataupun mencetak ulang tanda bukti pendaftaran, silahkan ikuti langkah-langkah berikut :
  1. Kunjungi links https://pupns.bkn.go.id/login
  1. Pada laman ini silahkan klik pada “Lupa No. Registrasi?
  1. Setelah itu masukkan NIP Anda dengan benar dan lengkap, lalu klik “OK”.
  1. Kemudian isikan jawaban pertanyaan pengaman yang muncul sama persis dengan jawaban yang Anda input saat proses registrasi / pendaftaran sebelumnya.

  1. Setelah nomor registrasi muncul, silahkan klik “Cetak”, maka Tanda Bukti Pendaftaran PUPNS 2015 Anda pun dapat dicetak kembali.

  1. Selesai, maka Tanda Bukti Pendataran berikut kode registasi dapat Anda dapatkan kembali.

Demikian cara / solusi untuk mengatasi lupa atau hilangnya nomor pendaftaran PUPNS 2015. semoga bermanfaat bagi kita semua.

Rabu, 17 Juni 2015

Tahun 2100, Suhu Harian Indonesia Bisa Capai 40 Derajat Celsius


Tahun 2100, Suhu Harian Indonesia Bisa Capai 40 Derajat Celsius

NASA Gambaran suhu harian Indonesia dengan skenario emisi tinggi berdasarkan prediksi NASA.
KOMPAS.com — Prediksi terbaru yang dirilis Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap bahwa pada tahun 2100, suhu harian di Indonesia bisa sangat tinggi. Suhu 40 derajat celsius dapat menjadi kenyataan sehari-hari.

Prediksi tersebut berdasarkan pada analisis dataset Earth Exchange Global Daily Downscaled Projections (NEX-GDDP) milik NASA. Data memuat suhu dari tahun 1950 serta skenario emisi gas karbon dioksida hingga beberapa dekade ke depan.

Data yang digunakan NASA tersebut masih kasar dan memiliki keterbatasan. Namun, prediksi berdasarkan data yang dikumpulkan lewat riset big data NASA Advanced Supercomputing Centre di Ames Research Center, California, itu setidaknya bisa memberi gambaran suhu masa depan.

Bila dengan skenario emisi rendah, suhu harian di Indonesia pada tahun 2100 bakal berkisar antara 30 - 35 derajat celsius. Sementara, bila dengan skenario emisi tinggi, suhu Indonesia bakal berkisar antara 35 - 40 derajat celsius.

Juli hingga Oktober akan menjadi bulan terpanas dalam setahun seiring dengan musim kemarau yang terjadi pada bulan itu. Dalam waktu dan lokasi tertentu, suhu bisa lebih dari 40 derajat celsius.

Ellen Stofan, pimpinan ilmuwan NASA, seperti dikutip Daily Mail, Minggu (15/6/2015), mengungkapkan, "Dengan dataset global ini, semua punya perangkat berharga untuk membuat perencanaan seiring memanasnya planet kita."

Bukan hanya Indonesia yang akan mengalami suhu lebih panas. Wilayah Afrika Utara, India, dan ekuatorial Amerika Selatan akan mengalami suhu harian lebih dari 45 derajat celsius saat musim panas. Gambaran umum suhu Bumi tahun 2100, menurut NASA, dapat dilihat pada tautan ini.

Prediksi ini juga memberi pesan pentingnya langkah mengurangi emisi gas rumah kaca agar suhu Bumi tak terus meningkat. Lembaga lokal di Indonesia, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mungkin juga bisa melihat datanya dan membandingkan dengan hasil NASA.

Selasa, 16 Juni 2015

kenaikat pangkat bagi kota tangerang banten

URUS KENAIKAN PANGKAT DAN PENSIUN, PNS DIBANTU SISTEM DIGITAL

Posted at June 15th, 2015 | Categorised in BERITA NASIONAL
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat pagi dan selamat beraktifitas
Pada kesempatan pagi yang berbahagia ini situs pendidikanguru.com kembali menyapa rekan-rekan pengunjung dengan melalui berita dan informasi terkini tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di tanah air.
Adapun topik pembahasanya terkait dengan masalah pengurusan kenaikan pangkat dan pensiun bagi PNS. Ingin tahu bagaimana informasi selengkapnya…? mari kita simak berita berikut ini dengan seksama.
Para pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan pemerintah Kota Tangerang diberi kemudahan untuk mengurus administrasi menggunakan sistem digital dan online. Kemudahan itu diperuntukkan khusus dalam hal pengurusan kenaikan pangkat dan masa pensiun.
Sebelumnya, para PNS diharuskan membawa semua berkas miliknya untuk mengurus kenaikan pangkat dan pensiun. Sistem ini juga menyimpan semua berkas yang pernah diserahkan sebelumnya. Sehingga, dengan sistem digital dan online, PNS hanya perlu membawa berkas tambahan sebagai bagian dari persyaratan.
“Jadi, kalau ada kenaikan pangkat dan pensiunan, para pegawai bersangkutan tidak perlu menyerahkan berkas dokumen kembali, cukup melengkapi apa yang kurang saja,” kata Sekretaris Daerah Kota Tangerang Dadi Budaeri, Senin (15/6/2015). Dadi menjelaskan, sistem pengolahan data secara digital dan online ini telah diterapkan di kantor kelurahan, kecamatan, unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan organisasi perangkat desa (OPD). Sistem tersebut diharapkan bisa mendukung validasi data kepegawaian menjadi lebih cepat dan efisien.
Pada bulan April, Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangerang juga telah menerapkan sistem serupa yang dinamai Sistem Informasi Kepegawaian Daerah (SIKDA) dan Sistem Administrasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK). Sistem tersebut diklaim Dadi telah berjalan lancar dan sangat membantu kegiatan yang ada di BKPP.
(Sumber : kompas.com)
Demikian berita tentang kenaikan pangkat PNS yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat.

Senin, 09 Maret 2015

TAUFAN DWI SUSILO: RENCANA PROGRAM PENILAIAN

TAUFAN DWI SUSILO: RENCANA PROGRAM PENILAIAN: RENCANA PROGRAM PENILAIAN IPS SEMESTER GENAP TP 2014/2015 Nama Sekolah                                    : SMP   /MTs    ………………………...

Jumat, 06 Maret 2015

begal


Orang Tua Berpengaruh Soal Remaja Jadi Begal

Kamis, 05 Maret 2015, 16:21 WIB
Komentar : 4
ap
Kriminal
Kriminal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyayangkan keterlibatan anak remaja dalam kasus pencurian kendaraan bermotor dengan menggunakan kekerasan atau begal. "Kita mendengar informasi bahwa ada pelaku begal yang ternyata masih berusia remaja sekitar 18 tahun, hal itu sangat disayangkan," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, Sudibyo Alimoeso, Kamis (5/3).
Menurut dia, aksi kekerasan yang dilakukan oleh remaja merupakan disebabkan berbagai faktor. Salah satunya disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Dia mengatakan peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak mudah terpengaruh oleh hal negatif. Pengasuhan dan pendampingan dari orang tua, kata dia merupakan syarat mutlak. Jangan karena merasa anak sudah berusia 17 tahun atau lebih maka orang tua membebaskan pergaulan anak tanpa diawasi.
Dia menambahkan, orang tua harus menciptakan suasana yang harmonis di rumah agar tumbuh kembang anak semakin optimal. Pendidikan karakter, pendidikan agama, dan memberi contoh perilaku yang baik agar anak tumbuh dengan karakter yang baik dan tidak mudah terpengaruh hal negatif dari luar.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyatakan kecenderungan yang berkembang pada saat ini menunjukkan kondisi pelaku begal atau kejahatan lainnya semakin "meremaja" atau "memuda". "Dengan kata lain, profil pelaku semakin hari semakin banyak yang berusia muda, bahkan ada yang berusia 18 tahun," katanya.

Selasa, 03 Maret 2015

RPP HASIL PELATIHAN



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Satuan Pendidikan       : SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro
Mata Pelajaran                         : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester             : IX / 2
Standar Kompetensi     : 5. Memahami hubungan manusia dengan bumi
Kompetensi Dasar       : 5.1. Mengintepretasikan peta tentang pola dan bentuk-  bentuk muka  Bumi
Indikator                      :  1. Menganalisis bentuk-bentuk muka bumi
  2. Membuat diagram/penampang melintang dari peta countur.
                                          3. Mendiskripsikan pola dan bentuk obyek geografis sesuai dengan  bentang alam
Alokasi Waktu             : 4 x 40 menit ( 2 x Pertemuan)


A.  TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran  siswa dapat :
1.    Menganalisis bentuk-bentuk muka bumi
2.    Membuat diagram/penampang melintang dari peta countur.
3.    Mendiskripsikan pola obyek geografis sesuai dengan bentang alam
4.    Mendiskripsikan bentuk obyek geografis sesuai dengan bentang alam

B. MATERI PEMBELAJARAN  :
1.Pola dan bentuk-bentuk muka bumi
2.Pembagian muka bumi atas daratan dan dasar laut.

C. METODE PEMBELAJARAN :
Dengan pendekatan CTL
1.       Diskusi
2.      Tanya jawab
3.      Unjuk kerja
4.      Penugasan

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN




D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pendahuluan
Pertemuan 1 ( 2 x 40 ‘ )
a.       Persiapan psikis dan fisik, membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama
b.      Guru menanyakan siswa yang tidak mengikuti pelajaran hari ini
c.       Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d.      Menyampaikan secara singkat garis besar materi yang akan disajikan selama pembelajaran
e.       Memberi motivasi siswa dengan menyanyikan lagu
Indonesia Tanah Air Beta, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang lagu tersebut dihubungkan dengan gunung dan laut.
80’
10’
Inti

60’

a.         Orientasi peserta didik pada permasalahan
b.        Membagi siswa ke dalam 7 kelompok secara heterogen
c.         Pengamatan : Siswa mengamati tayangan gambar bentuk-bentuk muka bumi.
d.        Menanya : diskusi kelompok untuk memberikan kesempatan pada siswa saling mengajukan pertanyaan ( masalah ditulis di kartu masalah) tentang peta konsep yang diamati ( guru berkeliling memberikan bimbingan kelompok)
e.         Mengumpulkan informasi : Menjawab pertanyaan yang ada di dalam kartu permasalahan dengan mencari informasi dari buku sumber,internet.
f.         Mengasosiasikan : Mengolah informasi yang didapat dan menuliskan hasil diskusi
g.        Mengembangkan dan menyajikan hasil karya/mengkomunikasikan : penyusunan data dari hasil kerja kelompok tentang bentuk muka bumi dan penampangnya di Indonesia

Penutup
a.       Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan
b.        Menyampaikan tugas/informasi  untuk kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya
c.       Guru menutup pelajaran dengan do’a dan memberi salam
10’



F. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.       Alat    :
a.  Lembar Kerja Siswa
b.  Kertas milimeter
c.  Penggaris
d.  Rubrik Penilaian


2. Sumber Belajar :
a. Buku IPS Terpadu BSE kelas IX
 b. Peta Indonesia
 c. Peta Countur

G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
           a. Tes tertulis
           b. Tes Unjuk Kerja

        2. Bentuk Instrumen
            a. Tes uraian
            b. Rubrik
                     Soal Instrumen
Indikator Materi
Soal
Aspek



Menganalisis bentuk-bentuk muka bumi pada peta
Jelaskan empat warna untuk menggambarkan simbul dalam peta!




Membuat diagram/penampang melintang bentuk muka bumi daratan dan dasar laut
Perhatikan peta pulau lombok!
Buatlah penampang  melintang 6.45 pada peta pulau lombok!





Mendiskripsikan pola dan bentuk obyek geografis sesuai denngan bentang alam
Jelaskan kegiatan ekonomi penduduk di daerah datarn tinggi !



Pedoman penskoran
NO
Kunci
Skor
1
-hijau menggambarkan dataran rendah
-Kuning menggambarkan dataran tinggi
-coklat menggamabrkan pegunungan
- biru menggambarkan laut
50
2
-Kegiatan ekonomi : perkebunan dan hutan
-Rumah dengan atap rendah
-Baju tebal
50


RUBRIK PENILAIAN
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor Maks
Nilai
Ketepatan
Kerapian
 waktu












9


























































































KRITERIA PENILAIAN
No
Aspek
Kriteria
Nilai
1
Ketepatan
Tidak tepat
1


Kurang tepat
2


Tepat
3
2
Kerapian
Tidak rapi
1


Kurang rapi
2


Rapi
3
3
Waktu
Tidak cepat
1

Sedang
2


Cepat
3
Nilai =  x 100


Mengetahui
Kepala SMP Negeri Model Terpadu
Bojonegoro



Drs. AHMADI, M.Pd
NIP. 19640525 199203 1 009
      Bojonegoro,  5 Januari 2015

Guru Mata Pelajaran



ZAINI, S.Pd.
NIP. 19711110 199703 110
































Lampiran 1
POLA DAN BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

Bentuk Muka Bumi Pada Peta
Untuk mengetahui secara jelas mengenai bentuk-bentuk muka bumi dalam suatu peta, maka simbol peta sangat diperlukan, simbol peta adalah gambar pengganti kenampakan-kenampakan di permukaan bumi yang dipergunakan dalam suatu peta. Contoh simbol yang dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan di permukaan bumi adalah :
-            Simbol garis
Biasanya untuk menggambarkan relief muka bumi
-            Simbol titik
Simbol ini biasanya untuk menggambarkan data statistik. Misalnya peta penyebaran penduduk.
-            Simbol batang
Biasanya digunakan untuk menggambarkan hasil produksi suatu daerah. Misalnya kerajinan perak, kerajinan rotan dan lain-lain.
Bentuk muka bumi beserta gambarnya dalam diagram melingtang daratan dan dasar laut.

Relief Daratan
1.        Dataran rendah (dataran yang tingginya 0-200 m di atas permukaan laut)
dataran alluvieae, dataran delta, dataran banjir
2.        Dataran tinggi (dataran yang terletak diantara gunung-gunung yang tingginya antara 200-300 m).
3.        Dataran pantai                                         
4.        Gunung                                                     9. Rawa
5.        Pegunungan                                              10. Peneplain
6.        Lembah
7.        Bukit
8.        Tanah depresi (daerah yang permukaannya lebih rendah dari permukaan air laut)

Relief Dasar Laut
1.        Shelf (dasar pantai yang melandai ke laut, dalamnya antara 16-550 m)
2.        Palung laut/trog (lembah yang sangat dalam dan memanjang di atas dasar laut serta memiliki lereng yang curam).
3.        Alur-alur laut
4.        Lubuk laut (dasar laut yang bentuknya bulat seperti mangkok.
5.        Gunung laut (gunung yang kakinya di dasar laut dan puncaknya di atas permukaan laut)
6.        Penggung laut (pegunungan di dasar laut yang punggungnya muncul di permukaan laut)
7.        Ambang laut (dasar laut yang mencuat).
Relief Dasar Laut
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
1.    shelf                5.    ambang laut
2.    lubuk laut        6.    punggung laut
3.    gunung laut     
4.    palung laut



Pola dan Bentuk Obyek Geografis sesuai dengan bentang alamnya
a.         Pola dan bentuk obyek geografi di wilayah pedesaan.
Pedesaan menurut wibberley menunjukkan bagian yang memperlihatkan penggunaan tanah yang luas. Tanah di pedesaan sebagian besar digunakan untuk kegiatan ekonomi, seperti bertani, berkebun, beternak, kehutanan dan lain-lain.
b.        Pola obyek geografi di wilayah pedesaan
-            Pola pemukiman memusat
Yaitu rumahnya mengelompok menjadi satu, sedangkan di sekitar perumahannya terdapat tanah pertanian, perkebunan, peternakan.
-            Pola pemukiman memanjang
Yaitu rumah perkampungannya memanjang kekanan kiri jalan sepanjang sungai atau pantai.
-            Pola pemukiman terpencar
Yaitu rumahnya terpencar menyendiri.


KRITERIA PENILAIAN
No
Aspek
Kriteria
Nilai
1
Keaktifan
Tidak aktif
1


Kurang aktif
2


Aktif
3
2
Kerja sama
Tidak bisa kerja sama
1


Kurang bisa kerja sama
2


Bisa kerja sama
3
3
Keberanian berpendapat
Tidak berani berpendapat
1

Kurang berani berpendapat
2


Berani berpendapat
3
                          Nilai =  x 100
Mengetahui
Kepala SMP Negeri Model Terpadu
Bojonegoro



Drs. AHMADI, M.Pd
NIP. 19640525 199203 1 009
      Bojonegoro,               2015.

Guru Mata Pelajaran



ZAINI, S.Pd.
NIP. 19711110 199703 110