Minggu, 26 Juli 2015

Laporan Singkat Tim Tanggap Darurat Gempabumi Madiun - 25 Juni 2015

LAPORAN SINGKAT TIM TANGGAP DARURAT
GEMPABUMI MADIUN - 25 JUNI 2015
Bersama ini, kami sampaikan laporan singkat kejadian gempabumi di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat (TTD) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, sebagai berikut: 
 
1. Berdasarkan informasi dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG; www.bmkg.go.id), gempabumi utama yang terjadi pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 10:35 WIB, berpusat di koordinat 7,73°LS dan 111,69°BT atau berjarak 12 km sebelah tenggara Kota Madiun (Gambar 1), dengan magnitudo 4,2 SR pada kedalaman 10 km. Kemudian pusat gempabumi direlokasi oleh BMKG, menjadi di koordinat 7,6443°LS dan 111,667°BT atau 21 km timur laut Kota Madiun (Gambar 1) pada kedalaman 1 km. Gempa tersebut mempunyai mekanisme dominan sesar geser dan sedikit komponen sesar turun dengan strike = 245,8°, dip = 74,3° dan slip = -2.2° (Gambar 1).

Lapsing Madiun_1

2. PVMBG mengirimkan tim tanggap darurat gempabumi ke lokasi gempabumi dengan maksud untuk melakukan pemeriksaan dampak dan penanggulangan bencana gempabumi. Tujuan kegiatan tanggap darurat adalah untuk memberikan rekomendasi teknis mitigasi bencana gempabumi. Di lokasi gempabumi kabupaten Madiun, tim tanggap darurat PVMBG melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan BPBD Kabupaten Madiun, BMKG dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur;
b. Pemetaan dampak gempabumi dengan melakukan wawancara kepada masyarakat dan pemeriksaan kerusakan, khususnya memetakan retakan tanah akibat gempabumi;
c. Pengambilan foto udara dengan menggunakan mini drone untuk keperluan photogrametry yang bertujuan untuk pembuatan orthophoto dan Digital Surface Model (DSM) di lokasi kerusakan;
d. Pemantauan deformasi menggunakan GPS geodetik yang dipasang di 2 titik (Gambar 1B);
e. Sosialisasi langsung kepada masyarakat.
 
3. Secara umum goncangan gempabumi dirasakan dengan intensitas maksimum sebesar skala MMI VI di lereng barat daya dan selatan G. Pandan yang dicirikan dengan terjadinya retakan tanah akibat gempabumi ini. Goncangan gempabumi juga dirasakan di Caruban dan Nganjuk dengan intensitas II MMI. Gempabumi ini tidak mengakibatkan korban jiwa, namun menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah dan retakan-retakan tanah yang terlokalisir di Dusun Pohulung, Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Di Dusun Pohulung, 30 rumah mengalami rusak sedang dan 27 rumah rusak ringan akibat gempabumi 25 Juni 2015.

Berdasarkan informasi dari warga Dusun Pohulung, dalam 1 (satu) bulan sebelum gempabumi utama setidaknya telah terjadi 8 gempabumi (foreshock) dengan magnitudo dan intensitas guncangan yang lebih kecil. Paska gempabumi utama, terjadi pula gempabumi-gempabumi susulan dengan magnitudo dan intensitas yang lebih kecil dibanding gempabumi utama. Gempabumi susulan merupakan fenomena normal setelah gempabumi utama sebagai cerminan dari upaya bumi menuju kesetimbangannya. Sejarah kegempaan di daerah ini masih belum dapat disimpulkan, namun berdasarkan informasi warga Desa Klangon, di daerah ini pernah terjadi gempa serupa sekitar 50 – 60 tahun yang lalu. 
 
4. Dusun Pohulung terletak di kaki barat daya G. Pandan dan disusun oleh batuan breksi gunungapi dan batuan Formasi Kabuh berumur Plistosen / awal Kuarter (Gambar 2). Batuan-batuan tersebut telah mengalami pelapukan, bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan bersifat memperkuat efek goncangan, sehingga rawan terhadap goncangan gempabumi. Berdasarkan peta geologi (Gambar 2) di sebelah timur laut G. Pandan terdapat patahan aktif dengan orientasi barat daya – timur laut dan mekanisme patahan mengiri (sinistral).

Lapsing Madiun_2
Peta sebaran retakan tanah di Dusun pohulung yang ditumpang tindih dengan ortophoto dan DSM hasil foto udara ditampilkan di Gambar 3. Retakan tanah yang terjadi akibat gempabumi pada umumnya berorientasi antara N30°E-N50°E (barat daya-timur laut). Retakan lebih banyak ditemui diwilayah utara Dusun Pohulung dan semakin ke selatan retakan semakin jarang ditemui. 

Lapsing Madiun_3
 
5. Kejadian gempabumi ini juga mengakibatkan kepanikan dan keresahan warga di Dusun Pohulung dimana sebagian masyarakat sempat ketakutan untuk bermalam di dalam rumah. Hal tersebut dikarenakan beredarnya isu-isu dan kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mengenai kejadian gempabumi ini. Isu-isu yang tidak benar dan meresahkan masyarakat diantaranya  mengenai kabar bahwa gempabumi yang terjadi terkait dengan aktivitas vulkanik G. Pandan dan aktivitas penambangan minyak di Bojonegoro. Guna meredam kepanikan warga dan membantah kabar-kabar yang tidak benar, di Dusun Pohulung telah diadakan sosialisasi pada tanggal 28 Juni 2015 yang difasilitasi oleh BPBD Kabupaten Madiun dengan narasumber dari BMKG dan tim tanggap darurat PVMBG. Setelah sosialisasi warga lebih mengerti mengenai kejadian gempabumi dan tidak resah lagi.
 
Lapsing Madiun_4

6. Berdasarkan data kerusakan di lapangan dan fokal mekanisme-nya, dapat disimpulkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh aktivitas tektonik pada patahan yang berlokasi di sekitar G. Pandan dengan orientasi barat daya-timur laut dan mekanisme patahan geser mengiri (sinistral). Gempabumi ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik G. Pandan, karena G. Pandan berdasarkan data dasar gunung api PVMBG tidak dikategorikan sebagai gunungapi aktif. Gempabumi ini juga tidak terkait dengan aktivitas tambang minyak di Bojonegoro karena lokasi nya yang cukup jauh.  
 
7. Rekomendasi:
• Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi.
• Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil. 
• Wilayah yang pernah dilanda gempabumi kemungkinan besar akan dilanda gempabumi lagi pada masa yang akan datang, namun waktu kejadian dan kekuatan gempa tidak dapat dipastikan. Untuk itu, warga di Desa Klangon diharapkan membangun rumah atau bangunan dengan mengikuti kaidah tahan gempabumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar