LAPORAN SINGKAT TIM TANGGAP DARURAT
GEMPABUMI MADIUN - 25 JUNI 2015
Bersama ini, kami sampaikan laporan
singkat kejadian gempabumi di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur,
berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh Tim Tanggap
Darurat (TTD) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),
Badan Geologi, sebagai berikut:
1.
Berdasarkan informasi dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG; www.bmkg.go.id), gempabumi utama yang terjadi pada
tanggal 25 Juni 2015 pukul 10:35 WIB, berpusat di koordinat 7,73°LS dan
111,69°BT atau berjarak 12 km sebelah tenggara Kota Madiun (Gambar 1),
dengan magnitudo 4,2 SR pada kedalaman 10 km. Kemudian pusat gempabumi
direlokasi oleh BMKG, menjadi di koordinat 7,6443°LS dan 111,667°BT atau
21 km timur laut Kota Madiun (Gambar 1) pada kedalaman 1 km. Gempa
tersebut mempunyai mekanisme dominan sesar geser dan sedikit komponen
sesar turun dengan strike = 245,8°, dip = 74,3° dan slip = -2.2° (Gambar
1).

2. PVMBG mengirimkan tim tanggap
darurat gempabumi ke lokasi gempabumi dengan maksud untuk melakukan
pemeriksaan dampak dan penanggulangan bencana gempabumi. Tujuan kegiatan
tanggap darurat adalah untuk memberikan rekomendasi teknis mitigasi
bencana gempabumi. Di lokasi gempabumi kabupaten Madiun, tim tanggap
darurat PVMBG melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan BPBD Kabupaten Madiun, BMKG dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur;
b. Pemetaan dampak gempabumi dengan
melakukan wawancara kepada masyarakat dan pemeriksaan kerusakan,
khususnya memetakan retakan tanah akibat gempabumi;
c. Pengambilan foto udara dengan
menggunakan mini drone untuk keperluan photogrametry yang bertujuan
untuk pembuatan orthophoto dan Digital Surface Model (DSM) di lokasi
kerusakan;
d. Pemantauan deformasi menggunakan GPS geodetik yang dipasang di 2 titik (Gambar 1B);
e. Sosialisasi langsung kepada masyarakat.
3.
Secara umum goncangan gempabumi dirasakan dengan intensitas maksimum
sebesar skala MMI VI di lereng barat daya dan selatan G. Pandan yang
dicirikan dengan terjadinya retakan tanah akibat gempabumi ini.
Goncangan gempabumi juga dirasakan di Caruban dan Nganjuk dengan
intensitas II MMI. Gempabumi ini tidak mengakibatkan korban jiwa, namun
menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah dan retakan-retakan tanah yang
terlokalisir di Dusun Pohulung, Desa Klangon, Kecamatan Saradan,
Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Di Dusun Pohulung, 30 rumah
mengalami rusak sedang dan 27 rumah rusak ringan akibat gempabumi 25
Juni 2015.
Berdasarkan informasi dari warga
Dusun Pohulung, dalam 1 (satu) bulan sebelum gempabumi utama setidaknya
telah terjadi 8 gempabumi (foreshock) dengan magnitudo dan intensitas
guncangan yang lebih kecil. Paska gempabumi utama, terjadi pula
gempabumi-gempabumi susulan dengan magnitudo dan intensitas yang lebih
kecil dibanding gempabumi utama. Gempabumi susulan merupakan fenomena
normal setelah gempabumi utama sebagai cerminan dari upaya bumi menuju
kesetimbangannya. Sejarah kegempaan di daerah ini masih belum dapat
disimpulkan, namun berdasarkan informasi warga Desa Klangon, di daerah
ini pernah terjadi gempa serupa sekitar 50 – 60 tahun yang lalu.
4.
Dusun Pohulung terletak di kaki barat daya G. Pandan dan disusun oleh
batuan breksi gunungapi dan batuan Formasi Kabuh berumur Plistosen /
awal Kuarter (Gambar 2). Batuan-batuan tersebut telah mengalami
pelapukan, bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan
bersifat memperkuat efek goncangan, sehingga rawan terhadap goncangan
gempabumi. Berdasarkan peta geologi (Gambar 2) di sebelah timur laut G.
Pandan terdapat patahan aktif dengan orientasi barat daya – timur laut
dan mekanisme patahan mengiri (sinistral).
Peta sebaran retakan tanah di Dusun
pohulung yang ditumpang tindih dengan ortophoto dan DSM hasil foto udara
ditampilkan di Gambar 3. Retakan tanah yang terjadi akibat gempabumi
pada umumnya berorientasi antara N30°E-N50°E (barat daya-timur laut).
Retakan lebih banyak ditemui diwilayah utara Dusun Pohulung dan semakin
ke selatan retakan semakin jarang ditemui.

5.
Kejadian gempabumi ini juga mengakibatkan kepanikan dan keresahan warga
di Dusun Pohulung dimana sebagian masyarakat sempat ketakutan untuk
bermalam di dalam rumah. Hal tersebut dikarenakan beredarnya isu-isu dan
kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mengenai
kejadian gempabumi ini. Isu-isu yang tidak benar dan meresahkan
masyarakat diantaranya mengenai kabar bahwa gempabumi yang terjadi
terkait dengan aktivitas vulkanik G. Pandan dan aktivitas penambangan
minyak di Bojonegoro. Guna meredam kepanikan warga dan membantah
kabar-kabar yang tidak benar, di Dusun Pohulung telah diadakan
sosialisasi pada tanggal 28 Juni 2015 yang difasilitasi oleh BPBD
Kabupaten Madiun dengan narasumber dari BMKG dan tim tanggap darurat
PVMBG. Setelah sosialisasi warga lebih mengerti mengenai kejadian
gempabumi dan tidak resah lagi.

6. Berdasarkan data kerusakan di
lapangan dan fokal mekanisme-nya, dapat disimpulkan bahwa gempabumi ini
dipicu oleh aktivitas tektonik pada patahan yang berlokasi di sekitar
G. Pandan dengan orientasi barat daya-timur laut dan mekanisme patahan
geser mengiri (sinistral). Gempabumi ini tidak ada kaitannya dengan
aktivitas vulkanik G. Pandan, karena G. Pandan berdasarkan data dasar
gunung api PVMBG tidak dikategorikan sebagai gunungapi aktif. Gempabumi
ini juga tidak terkait dengan aktivitas tambang minyak di Bojonegoro
karena lokasi nya yang cukup jauh.
7. Rekomendasi:
• Masyarakat dihimbau untuk tetap
tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan
BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab
mengenai gempabumi.
• Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.
• Wilayah yang pernah dilanda
gempabumi kemungkinan besar akan dilanda gempabumi lagi pada masa yang
akan datang, namun waktu kejadian dan kekuatan gempa tidak dapat
dipastikan. Untuk itu, warga di Desa Klangon diharapkan membangun rumah
atau bangunan dengan mengikuti kaidah tahan gempabumi.